Senin, 22 Agustus 2011

Senandung rindu sang burung


Jauh di sana sang burung berada
Menanti pasangannya kembali
Ketika semua bersatu dalam rindu yang sama
Semua berjalan dengan sangat tidak masuk akal
Semua berlalu dengan alasan yang sama
Kurasa langit sudah bosan memandangi saya terbang gelisah tidak jelas
Mungkin saya terlihat hidup segan mati tak mau
Ya beginilah dunia saya
Saya bosan merasakan perasaan yang sama
Entah kapan batu itu bisa pecah terbelah
Dan saya bisa tersenyum lega
Mungkin saya bodoh
Membuang-buang waktu saja
Jika saya pintar mungkin saya tidak akan sedekat ini
Saya bersyukur karena saya bodoh
Karena kebodohan saya, saya bisa dekat dengan sosok anda yang entah ada di mana.
Hey, saya merindukan anda, sayang.


Catatan kecil di malam hari,
17 oktober  2010







cantik


Cantik! Kata-kata itu sudah terlalu sering terlontar dari mulut orang-orang itu. Sudah terlalu sering aku mendengarnya. Saya sadar saya  dilahirkan menarik, setidaknya menarik dilihat orang. Sudah kewajiban semua wanita untuk tampil cantik. Oleh karena itu saya merawat tubuh. Saya ke salon, membiarkan orang-orang itu merawat tubuh saya dengan olesan-olesan lulur yang saya sendiri tak tahu pasti apa namanya, yang saya tahu ‘katanya’ mempunyai khasiat untuk membuat saya tampil cantik. Saya selalu memakai pakaian yangmembuat saya lebih menarik. Sehingga saya pun tampil percaya diri di depan orang karena saya yakin orang-orang itu akan tertarik melihat saya. Jadi wajar, kalau mereka mengatakan saya cantik.

Cantik! Kecantikan itu berasal dari hati. Semua perempuan dilahirkan cantik. Hanya masalah selera saja untuk mengatakan seberapa cantik. Percuma jika mempercantik diri tanpa mempercantik hati. Seharusnya mempercantik hati terlebih dahulu baru mempercantik diri. Kata keluarga dan teman-teman saya, saya itu cantik. Saya gadis yang baik. Banyak teman laki-laki yang ingin mengenal saya lebih dekat. Mereka ingin menjadi pacar saya. Mereka bilang saya ini cantik, menarik, anggun, feminin, lemah lembut.  Ah, menjemukan bagi saya, mereka dekat dengan saya karena tampilan luar saya, bukan hati saya.

Cantik! Saya tak peduli dengan kata-kata itu. Terserah orang menilai saya seperti apa, cantik atau tidak. Kata ibu saya sih, saya itu cantik, karena saya anak perempuannya. Menurut saya setiap perempuan mempunyai sisi kecantikan masing-masing. Hanya dia mau menampilkannya atau tidak, atau seberapa pandai dia menampilkan kecantikannya di depan orang. Ah, tapi saya tak peduli dengan itu semua. Yang penting saya nyaman dengan apa yang saya pakai, itu saja, tak peduli menarik atau tidak dilihat orang. Kaos oblong dan jeans kumal itu yang nyaman untuk saya kenakan, ya sudah saya pakai saja. Bodoh amat dengan omongan orang.

Cantik! Semua perempuan itu cantik. Tapi butuh modal juga untuk tampil cantik. Gadis desa seperti saya ya hanya bisa tampil seperti ini. Tak mampu menyamai gadis-gadis kota yang selalu tampil bersih, wangi, mengenakan pakaian bagus yang tentu saja mahal harganya. Saya tak mampu membeli itu semua. Saya tak mampu tampil cantik seperti mereka. Saya hanya punya satu pakaian bagus yang dikenakan hanya saat menghadiri acara resmi saja. Itu pun sudah kusut, hanya terlihat bersih karena jarang dipakai. Saya tak pernah ke salon untuk luluran, spa, lalu perawatan mahal lainnya. Saya ke salon hanya untuk potong rambut, itu pun tarifnya hanya lima-ribuan. Semua perempuan selalu ingin tampil cantik. Dan begitulah cara saya tampil cantik.

Cantik! Sebagai gadis remaja, saya selalu ingin tampil menarik di depan orang, di depan teman-teman saya, terlebih di depan teman laki-laki saya. Biarkan mereka melihat kecantikan saya, sehingga mereka tertarik pada saya,dan mereka memuji saya. Saya harus up to date dengan hal-hal baru yang ada, nggak mau ketinggalan info dong. Potongan rambut belah tengah, gigi yang dibehel meskipun sebenarnya gigi saya sudah cukup rapi, mengenakan pakaian tren terbaru masa kini, handphone canggih dan mahal yang sedang digemari anak-anak muda seumuran, aksesoris ini itu yang kadang juga membuat saya risi memakainya, tapi semua itu membuat saya (terlihat)  tampil cantik dan percaya diri di luar sana.

Cantik! “ Ya saya nggak jelek-jelek amat kok.” Begitu perkataan saya saat becermin di depan kaca besar itu. Tinggi semampai, rambut panjang, wajah natural dengan kulit sawo matang, lesung pipit di kedua pipi saya, tidak terlalu gemuk, tidak juga terlalu kurus, ya ideal. “ saya cukup menarik kok.” Kata saya. Tapi untuk perempuan berusia 20 tahun seperti saya dan belum pernah mempunyai kekasih, apakah benar saya itu menarik ? saya terdiam. Sudah banyak juga pria yang saya tolak cintanya, itu artinya saya menarik bagi mereka, tapi kenapa pria yang saya sukai tidak melirik saya. Apakah saya kurang menarik ?