Senin, 09 November 2015

UNTUKMU, SI KEPALA BATU



Kamu tak perlu tahu seberapa besar rasa cintaku padamu. Kamu tak wajib tahu segala hal teori  tentang hubungan perasaan lelaki dan perempuan yang ada di-entah di  buku, tokoh, lagu yang tak perlu kuberitahu karena kamu pasti sudah tahu siapa itu. Yang perlu kamu tahu adalah saat ini aku dan segenap alam semesta sedang bersatu mencoba berinteraksi secara utuh dengan imajimu. Menghadirkanmu secara utuh bersama kami, malam ini. Untukmu, si kepala batu yang membuatku merasa utuh sebagai manusia, yang tidak hipokrit, namun tak juga nirkonflik, yang tetap bertahan meski kecewa, yang berjuang agar tetap menang, yang akan pulang ketika kamu hilang, yang akan menamparmu biar kau sadar, yang memberikan perasaan yang tak terdefinisikan, yang membuatku telanjang, melepas segala keterasingan dalam kehidupan sosial. Tulisan ini hanyalah katarsis kegelisahanku, tentu kamu boleh tak setuju. Karena kewajibanmu hanyalah merindukanku. Sementara tugasku adalah membalas rindumu. Begitu seterusnya, hingga alam semesta lelah mempermainkan kamu dan aku.

Minggu, 22 Maret 2015

Teh Tarik "Me Time"

Jakarta, 6 Mei 2014

Pada suatu senja seorang perempuan muda berjalan menyingkir dari keramaian Jakarta. Dia masuk ke sebuah coffee shop. Kemudian dia memesan secangkir teh tarik, menu baru si tempat tersebut, lalu mengambil tempat duduk di pojok ruangan dengan cahaya remang-remang. Memandang keluar di balik kaca dan menyingkir dari keramaian, mengusir kesepian, dan menikmati kesunyian.

Tegukan pertama, dan...
"Sayang kamu lembur?" Short message dari kekasihnya. Kembali diletakkannya handphone itu tanpa membalasnya.

Katanya sebuah hubungan tentang perasaan, hampir dua belas bulan tanpa pertemuan, tanpa obrolan yang signifikan, rasanya perasaan ini sudah tak perlu terlalu dilibatkan, biar saja hilang ditelan zaman.

Tegukan-tegukan berikutnya dan habislah secangkir teh tarik dan kesendiriannya. Coffee shop mulai ramai, segerombolan gadis datang dengan obrolan basa-basi membuat suasana tak lagi sunyi. Si perempuan segera meninggalkan tempat duduknya, kembali menghampiri keramaian Jakarta dan pulang masih dengan kesendiriannya.

18:23 WIB